""Hujjatul Islam Al-Gazali dalam bukunya Bidayatul Hidayah berkata "Tidak sepatutnya membiarkan waktu anda tidak teratur, sehingga setiap saat anda disibukkan dengan pekerjaan apa saja yang melintas secara kebetulan. Hendaknya anda selalu membuat perhitungan dengan diri sendiri, mengatur bacaan-bacaan wirid dan tugas-tugas anda di malam hari maupun di siang hari, dan menentukan pekerjaan apa yang harus anda kerjakan di tiap-tiap bagian waktu yang tak akan anda langgar atau mendahulukan sesuatu lainnya untuk menggantikannya. Dengan itu akan tampak berkahnya waktu""
Adapun orang yang menelantarkan dirinya tanpa tujuan, bagai binatang ternak dalam dalam kebingungan, tak tahu dengan apa menyibukkan dirinya itu disetiap saat, maka sebagian besar waktunya akan terbengkalai dan berlalu. Sedangkan waktumu adalah bagian dari menentu. umurmu, dan umurmu adalah modalmu paling utama serta tumpuan daganganmu. Dengan ini anda dapat mencapai kenikmatan abadi di sisi Allah SWT. Setiap tarikan nafasmu adalah permata yang tak ternilai harganya, tak ada sesuatu yang menggantikannya. Bila ia telah berlalu, tak mungkin akan kembali lagi. Karena itu, jangan menjadi seperti orang-orang dungu yang terkelabui, yang merasa gembira melihat pertambahan harta mereka setiap harinya sementara usianya semakin berkurang. Tak ada gunanya harta bertambah, sedangkan umur makin berkurang. Oleh sebab itu, jangan sekali-kali merasa gembira kecuali dengan bertambahnya ilmu atau amal saleh. Keduanya adalah kawan-kawan yang paling setia, yang akan menemuimu di kuburanmu ketika anda ditinggalkan sendirian oleh keluarga, harta, putera dan kawan-kawan anda."
Kemudian Al-Gazali melanjutkan : "Ketahuilah bahwa malam dan siang itu sebanyak dua puluh empat jam, maka janganlah menggunakan untuk tidurmu di malam hari dan siang harimu lebih dari delapan jam saja. Sekiranya anda akan hidup selama enam puluh tahun misalnya, maka cukuplah anda kehilangan dua puluh tahun daripadanya, yakni sepertiga dari usia anda."
Dibagian lain, Al-Gazali rahimullah berkata : "Jika anda melakukannya (yakni mengingat-ingat mati), bersiap-siap untuknya dan sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT, anda akan merasakan kegembiraan yang tiada taranya ketika menghadapi maut. Tapi jika anda menunda-nunda dan berlalai-lalai, maut akan mendatangimu pada waktu yang tidak disangka-sangka dan anda akan merasakan penyesalan yang tiada akhirnya. Ingatlah, orang-orang yang terus berjalan dimalam hari akan bergembira dipagi hari, sementara yang tidur akan menyesali akan keterlambatannya. Disaat maut menjelang, datanglah berita yang menyakinkan, dan di suatu saat, anda pasti akan mengetahui beritanya.
Demikian uraian yang dikutip dari buku Bidayatul Hidayah, yang berisi tentang uraian-uraian tentang bagaimana mengatur dan mengisi waktu dengan amal-amal ketaatan. Memang demikianlah keadaannya bagi mereka yang menyadari dengan tulus dan ingin menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia dan sifat-sifat yang luhur. Hanya Allah SWT yang memberi taufik, tiada tuhan kecuali dia. Sungguh indah apa yang diucapkan seorang penyair :
""Bekali dirimu untuk perjalanan yang harus ditempuh
Kala manusia berkumpul di akhirat nanti
Inginkan menjadi temen perjalanan suatu kaum
Yang cukup berbekal sedang tak sesuatu kau miliki""
Dan penyair lainnya berkata :
""Kulihat kau menyimpang dari jalan lurus
Padahal mentari t'lah jauh meninggi
'kan kunasehati atau kuisyaratkan
Semoga bermanfaat satu dari keduanya
Bila gemerlap dunia yang kau dahulukan
Sungguh 'kan rugi di akhirat nanti.
Bila serupa saja semua tujuan
Manakah antara kita yang jahat dan baik laku ?
Membuai kita didalam palsu""
Rangkaian syair yang penuh berkah diatas adalah karya seorang penyair dari Yaman. Syair itu sangat digemari oleh Sayyidina Syekh Al-Qutb Al-Muhdar bin Abdurrahman. Demikian pula As-Syekh Al-Qudwah Fadhl bin Abdullah At-Tarimi As-Syihri, Semoga Allah merahmati dan melimpahkan manfaat keduanya dan dari hamba-hamba Allah para shalihin lainnya.
Adapun orang yang menelantarkan dirinya tanpa tujuan, bagai binatang ternak dalam dalam kebingungan, tak tahu dengan apa menyibukkan dirinya itu disetiap saat, maka sebagian besar waktunya akan terbengkalai dan berlalu. Sedangkan waktumu adalah bagian dari menentu. umurmu, dan umurmu adalah modalmu paling utama serta tumpuan daganganmu. Dengan ini anda dapat mencapai kenikmatan abadi di sisi Allah SWT. Setiap tarikan nafasmu adalah permata yang tak ternilai harganya, tak ada sesuatu yang menggantikannya. Bila ia telah berlalu, tak mungkin akan kembali lagi. Karena itu, jangan menjadi seperti orang-orang dungu yang terkelabui, yang merasa gembira melihat pertambahan harta mereka setiap harinya sementara usianya semakin berkurang. Tak ada gunanya harta bertambah, sedangkan umur makin berkurang. Oleh sebab itu, jangan sekali-kali merasa gembira kecuali dengan bertambahnya ilmu atau amal saleh. Keduanya adalah kawan-kawan yang paling setia, yang akan menemuimu di kuburanmu ketika anda ditinggalkan sendirian oleh keluarga, harta, putera dan kawan-kawan anda."
Kemudian Al-Gazali melanjutkan : "Ketahuilah bahwa malam dan siang itu sebanyak dua puluh empat jam, maka janganlah menggunakan untuk tidurmu di malam hari dan siang harimu lebih dari delapan jam saja. Sekiranya anda akan hidup selama enam puluh tahun misalnya, maka cukuplah anda kehilangan dua puluh tahun daripadanya, yakni sepertiga dari usia anda."
Dibagian lain, Al-Gazali rahimullah berkata : "Jika anda melakukannya (yakni mengingat-ingat mati), bersiap-siap untuknya dan sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT, anda akan merasakan kegembiraan yang tiada taranya ketika menghadapi maut. Tapi jika anda menunda-nunda dan berlalai-lalai, maut akan mendatangimu pada waktu yang tidak disangka-sangka dan anda akan merasakan penyesalan yang tiada akhirnya. Ingatlah, orang-orang yang terus berjalan dimalam hari akan bergembira dipagi hari, sementara yang tidur akan menyesali akan keterlambatannya. Disaat maut menjelang, datanglah berita yang menyakinkan, dan di suatu saat, anda pasti akan mengetahui beritanya.
Demikian uraian yang dikutip dari buku Bidayatul Hidayah, yang berisi tentang uraian-uraian tentang bagaimana mengatur dan mengisi waktu dengan amal-amal ketaatan. Memang demikianlah keadaannya bagi mereka yang menyadari dengan tulus dan ingin menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia dan sifat-sifat yang luhur. Hanya Allah SWT yang memberi taufik, tiada tuhan kecuali dia. Sungguh indah apa yang diucapkan seorang penyair :
""Bekali dirimu untuk perjalanan yang harus ditempuh
Kala manusia berkumpul di akhirat nanti
Inginkan menjadi temen perjalanan suatu kaum
Yang cukup berbekal sedang tak sesuatu kau miliki""
Dan penyair lainnya berkata :
""Kulihat kau menyimpang dari jalan lurus
Padahal mentari t'lah jauh meninggi
'kan kunasehati atau kuisyaratkan
Semoga bermanfaat satu dari keduanya
Bila gemerlap dunia yang kau dahulukan
Sungguh 'kan rugi di akhirat nanti.
Bila serupa saja semua tujuan
Manakah antara kita yang jahat dan baik laku ?
Membuai kita didalam palsu""
Rangkaian syair yang penuh berkah diatas adalah karya seorang penyair dari Yaman. Syair itu sangat digemari oleh Sayyidina Syekh Al-Qutb Al-Muhdar bin Abdurrahman. Demikian pula As-Syekh Al-Qudwah Fadhl bin Abdullah At-Tarimi As-Syihri, Semoga Allah merahmati dan melimpahkan manfaat keduanya dan dari hamba-hamba Allah para shalihin lainnya.
Dikutip dari Kitab Al-Fushulul Ilmiyyah Wal Ushulul Hikmiyyah
Karya Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad
Karya Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar